Jumat, April 18, 2014

Antara Ambisi Jokowi dan Kolaborasi Asing di Indonesia




JAKARTA (Voa Islam) – Ada pertanyaan menggelitik sekaligus menegangkan soal keterlibatan beberapa Dubes Asing (yakni Amerika Serikat, Mexico, Norwegia) melakukan pertemuan dengan Jokowi dan pimpinan PDIP di kedian Jacob Soetoyo tempo hari. Dan yang paling fenomenal adalah Dubes tahta Suci Katholik Vatikan pun hadir. Padahal issu primordial ataupun sentimen keagamaan kaum muslimin sedang terusik dengan sosok Jokowi yang sangat ambisius menjadi RI 1 itu.
Yang mana Ustadz Bachtiar Nasir,Lc pada suatu kesempatan telah mewanti-wanti ummat islam Indonesia akan langkah-langkah Jokowi yang selalu menguntungkan kaum kuffar di Solo, Jakarta dan nanti Indonesia jika dia jadi Presiden RI sebagaimana ambisinya yang sudah sedemikian telanjang.
Pertemuan Jokowi di rumah Jacob terjadi pada Senin 14 April kemarin, Jokowi di sana selama hampir 3 jam. Jacob menghadirkan beberapa dubes dan juga Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Pertemuan yang semula tidak dipublikasikan ini bocor ke media, sayangnya tidak ada yang tahu apa isi pembicaraan mereka dalam tempo yang cukup lama tersebut.
Apakah unsur pimpinan PDI Perjuangan alpa memikirkan akibatnya, dan sengaja mengundang Vatikan ke dalam pertemuan? Karena begitu saja menunjuk inisiator pertemuan, Jacob Soetoyo, sebagai pengundang pihak Vatikan pun kurang memiliki alasan kuat.
Bagaimana mungkin, Jacob, seorang yang sempat menjadi anggota Dewan Pengawas CSIS dan anggota lembaga terkemuka dunia, Trilateral Commision, semudah itu silap memperhitungkan dampak negatif keterlibatan Vatikan ?
Atau justru semua telah tertata dalam rencana seakan unjuk gigi bahwa intervensi asing di negri ini memang tidak terkalahkan, padahal konon PDIP mengklaim sebagai partainya wong cilik, bumiputra atau paling nasionalis. Kenapa mereka berkolaborasi secara telanjang dihadapan publik Indonesia tapi sepertinya mereka mau bilang: So what, masalah buat loh?!

Tahukah Anda Apa Trilateral Commission ?
Munarman, SH selaku Direktur An Nashr Institute saat diwawancarai jurnalis Tabloid Suara Islam pada tahun 2008 silam sudah mengingatkan adanya bahaya skenario pihak Kafir Barat dan Timur dalam Trilateral Commission ini.
Beliau menerangkan bahwa Trilateral Commission adalah kumpulan lembaga yang terdiri atas orang-orang politik dan orang-orang dari kalangan akademisi. Mereka berfungsi mengkaji bidang politik ekonomi, politik energi, dan politik dalam pengertian keamanan regional. Kajian itu dilakukan dalam pertemuan tahunan.
Trilateral Commission itu terdiri dari negara-negara Amerika Utara yaitu Kanada dan Amerika Serikat, negara-negara Eropa yang tergabung dalam Uni Eropa, dan kawasan Asia yang dipimpin Jepang. Desainer tiga kawasan besar itu adalah desain dari hasil protokol Zionis. Ketiganya itu harus ada dalam kontrol mereka. Trilateral commission inilah yang berfungsi sebagai lembaga politik dan keamanan bagi tiga wilayah itu, tandas beliau. (Abu Fatih/dbs/Voa Islam)
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Hakikatnya Jokowi ini adalah figur yang akan menyerahkan kekayaan alam Indonesia ini kepada pihak Yahudi, Kristen dan kafirin lainnya  untuk mendiskriditkan muslimin dan Islam. Dia  berbaju Islam untuk menghancurkan Islam dan membangun kekufuran dan kedurhakaan. Dia itu komunitas munafikin.
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِن دِيَارِهِم بَطَرًا وَرِئَاءَ النَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ
Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. Anfal 47

Peringatan:Mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari
Mau nanya hubungi kami: 088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL ) Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan