Selasa, Juni 10, 2014

Umar Abduh : Mantan Kepala BIN Jenderal Hendropriyono Manusia Sangat Berbahaya




JAKARTA (voa-islam.com) - Di depan kerumunan wartawanan telivisi dan wartawan cetak di rumah makan Dapur Selera, Tebet Jakarta Selatan, Umar Abduh memperingatkan kepada rakyat dan umat Islam Indonesia, bahwa mantan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara), manusia yang sangat berbahaya, tegasnya.
Umar Abduh yang menekuni penelitian terhadap sepak terjang intelijen, memperingatakan dengan nada yang tinggi betapa peranan Hendropriyono terus mengacak-acak umat Islam, dan mengadu-domba antara Umat Islam dengan TNI dengan isu terorisme. Menurut peranan Hendro sangat besar menciptakan kontandaflik antara umat Islam dengan TNI. Termasuk terjadinya peristiwa pembataian umat Islam di Talangsari, Lampung, tambah Umar Abduh.
Selanjutnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Center For Democracy and Sosial Justice Studies (Cedsos), Umar Abduh mengaku tahu banyak mengenai sepak terjang mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendro Priyono di masa lalu.

Umar mengungkapkan, sosok Hendropriyono dinilai lihai memutarbalikkan fakta seputar tuduhan sekelompok orang yang melakukan tindakan radikal atau terorisme. Bahkan, Umar memiliki banyak fakta dan data untuk membongkar aksi operasi intelijen yang dilakukan Hendropriyono.

"Head to head saya siap, cuma enggak ada yang fasilitasi. Ya silakan kalau Hendro enggak terima, saya siap," kata Umar dalam keterangan persnya, di Dapur Selera Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2014).

Umar menegaskan keterangan ini disampaikan tidak ada kaitannya dengan pasangan calon presiden (capres) tertentu. Sebaliknya, hal ini sengaja diungkap agar masyarakat lebih waspada terhadap gerakan Hendropriyono yang sekarang menjadi penasihat tim pemenangan pasangan Capres Joko Widodo-Jusuf Kalla itu.
Hendrorpriyono ingin terus membesarkan PDIP, sejak lengsernya Soeharto. Sekarang Hendro menjadi tokoh penentu di Tim Pemenangan Jokowi-JK. Hendro pula yang menggalang tokoh intelijen dikalangan militer,dan diarahkan mendukung Jokowi-JK.
"Ini tidak ada kaitannya dengan Prabowo. Saya tidak mendukung dia, tidak ada urusannya sama dia," tegasnya.

Namun ketika dikonfirmasi mengenai dugaan keterlibatan Hendropriyono di balik isu Bintara Bina Desa (Babinsa), Umar tidak mau mengungkapnya secara detail. "Jadi orang ini (Hendro Priyono) harus diwaspadai. Jadi Kadispenad (Andika Perkasa) ini perlu diawasi," tandasnya.
Isu tentang 'Babinsa' yang mengarahkan pemilih memilih Prabowo itu, merupakan permainan Hendro yang menggunakan menantunya, yang sekarang menjadi Kadipenad, Brigjen Andika Perkasa.
Menurut Umar Abduh, di mana Andika yang berada di Amerika lima tahun, tiba-tiba muncul, dan  menjadi Kadispenad. Andika pernah terlibat dalam penangkapan Umar Farouk yang diberi lebel 'teroris' kemudian diserahkan kepada CIA di Singapura, dan diekstradisi ke penjara Bagram, Afghanistan.
Artikel Terkait

4 komentar:

  1. SEMOGA INDONESIA BISA DI SELAMATKAN

    BalasHapus
  2. ♈ªªª اَللّهُ selamatkan lah Indonesia dari manusia ƳªΩƍ ingin Merusaknya

    BalasHapus
  3. ♈ªªª اَللّهُ selamatkan lah Indonesia dari manusia ƳªΩƍ ingin Merusaknya

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan