Selasa, Juli 15, 2014

Keturunan Rasul termasuk ahlul bait ?



Ada hadis lagi yang dibuat pegangan keturunan Rasulullah SAW bahwa mereka adalah ahlul bait sbb:   
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ عَنْ زَكَرِيَّاءَ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ شَيْبَةَ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ شَيْبَةَ قَالَتْ قَالَتْ عَائِشَةُ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةً وَعَلَيْهِ مِرْطٌ مُرَحَّلٌ مِنْ شَعْرٍ أَسْوَدَ فَجَاءَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ فَأَدْخَلَهُ ثُمَّ جَاءَ الْحُسَيْنُ فَدَخَلَ مَعَهُ ثُمَّ جَاءَتْ فَاطِمَةُ فَأَدْخَلَهَا ثُمَّ جَاءَ عَلِيٌّ فَأَدْخَلَهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Aisyah  berkata: Nabi   keluar pada suatu pagi dengan mengenakan kemul yang bergambar dari bulu hitam. Lantas Al Hasan bin Ali datang, lalu di masukkan. Husain datang lalu  di masukkan. Fatimah datang lalu di masukkan, lalu Ali datang dan di masukkan ke  dalam kemul itu, lalu  beliau bersabda: ’
Sesungguhnya  Allah berkehendak untuk menghilangkan kotoran dari mu wahai ahlul bait dan membersihkanmu dengan sungguh.


HR Muslim 2424. Ahmad 162/6 Abu Dawud 4032, Tirmidzi 2813 Syamail 69 Seluruhnya  dari Zakariya  dan Mus`ab bin Syaibah yang lemah.
Perawi bernama  Zakariya mudallis dan Mus`ab bin Syaibah  perawi lemah, kata Ibnu Hajar dan Dzahabi.
Imam Ahmad berkata: Dia – Mush`ab bin Syaibah sering meriwayatkan hadis – hadis yang mungkar
Abu Hatim  berkata: Mereka tidak memujinya dan dia tidak kuat hapalannya
Imam Nasa`I berkata: Mus`ab perawi yang mungkar
Imam Bukhari tidak mau meriwayatkan hadis dari padanya.
Abu Dawud menyatakan:  Dia lemah.  
Dalam kitab Dhu`afa` al uqaili  196/4 di sebutkan riwayat hadis yang membikin kaum syi`ah terbungkam  sbb:

Di katakan kepada  Abu Abdillah hadis wudhu karena  bekam, lalu di jawab  mungkar sekali, ia di riwayatkan oleh Mush`ab bin Syaibah, begitu juga hadis sepuluh perkara termasuk  fitrah dan  hadis di atas.
Kita jumpai juga Mush`ab  dalam kitab koleksi perawi – perawi lemah  dan  yang di tinggalkan para  ulama  ( dhu`afa` wal matrukin  karya  Ibnul Jauzi 123/3
Abu Zar`ah, Ahmad dan Imam Bukhari menyatakan  dia lemah 


Dalam riwayat Abu Dawud 4032  dan  sahihhut targhib wattarhib 154/3 tanpa redaksi Rasulullah   menyelimuti Ali < Fathimah ……………..  Pada  hal dari Mus`ab bin Syaibah juga. Ini menunjukkan ada kekacauan redaksi hadis.


Fahhad berkata:  
Hadis tsb hanya di riwayatkan oleh Mush`ab bin Syaibah  terkadang menggunakan   redaksi: Rasulullah   keluar pada  waktu pagi  dengan kain bergambar dari bulu  hitam ……, tanpa  keterangan  lain.
Terkadang menggunakan redaksi  tambahan  yaitu, Hasan datang lalu di masukkan ke dalam kain itu, lalu Husain datang  dan di masukkan ke dalamnya, lalu Ali …………,
Dua riwayat tadi  diriwayatkan oleh Zakariya  bin Abu Zaidah  yang mudallis  yaitu suka menyelinapkan perawi lemah.
Ibnu Hajar berkata:

وَزَكَرِيَا مُدَلِّسٌ وَلَمْ أَرَهُ مِنْ حَدِيْثِهِ اِلاَّ بِاْلعَنْعَنَةِ.
Zakariya adalah mudallis  dan aku tidak melihat hadisnya kecuali dengan riwayat an anah atau  menggunakan  kalimat dari …., dari,,,,,,,,,,,,,  tidak menggunakan haddatsana  telah bercerita kepada kami.  Pendapat ini di dukung oleh Muhammad  Abd rahman bin Abd Rahim Al Mubarkafuri  Abu Dawud dan Imam Ahmad sekalipun keduanya menyatakan  Zakariya adalah perawi terpercaya 
Abu hatim menyatakan dia adalah perawi lemah  dan mudallis   Jadi sanad hadis tsb lemah sekali.
Zakariya bin Abu Zaidah adalah perawi Kufah 
Sudah jelas banyak  pengikut syi`ah di Kufah dan mereka  adalah suka tadlis, apa lagi dalam hal yang mendukung bid`ah mereka.


وَقَدْ اتَّفَقَ عُلَمَاءُ الْحَدِيْثِ عَلَى أَنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ اْلأَرْضِ تَدْلِيْساً هُمْ أَهْلُ اْلكُوْفَةِ. قَالَ يَزِيْدُ بْنُ هَارُوْنَ: (قَدِمْتُ اْلكُوْفَةَ، فَمَا رَأَيْتُ بِهَا أَحَداً لاَ يُدَلِّسُ، إِلاَّ مَا خَلاَ مُسْعِراً ).
Sungguh  ulama ahli hadis telah sepakat bahwa penduduk bumi yang paling banyak  berbuat tadlis ( menyelinapkan perawi lemah ) adalah penduduk Kufah.
Yazid bin Harun  berkata: Aku datang ke Kufah, aku tidak melihat seorangpun yang  tidak melakukan tadlis kecuali Mus`ir. 


قال عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ إِنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ اْلبَيْتِ قَالَ نَزَلَتْ فِي نِسَاءِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ عِكْرِمَةُ مَنْ شَاءَ بَاهَلْتُهُ إِنَّهَا نَزَلَتْ فِي نِسَاءِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاصَّةً.
     Dari ikrimah dari Ibnu Abbas tentang ayat:
إِنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ اْلبَيْتِ
Ia diturunkan untuk  istri – istri  Nabi , lalu  Ikrimah berkata ; Barang siapa  yang mau, aku ajak mubahalah > ia  di turunkan untuk  istri – istri Nabi    secara  husus. 


و حَدَّثَنِي سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّاءَ بْنِ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ أَبِيهِ ح و حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ ح و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّاءَ أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ مُصْعَبِ بْنِ شَيْبَةَ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ شَيْبَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ غَدَاةٍ وَعَلَيْهِ مِرْطٌ مُرَحَّلٌ مِنْ شَعَرٍ أَسْوَدَ
…………….Dari Aisyah ra berkata: Nabi   keluar  pada suatu pagi dengan mengenakan  kain bergambar dari bulu hitam. ( Tanpa tambahan  kisah kemul kepada Ali, Hasan ……………………… 
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ عَنْ زَكَرِيَّاءَ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ شَيْبَةَ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ شَيْبَةَ قَالَتْ قَالَتْ عَائِشَةُ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةً وَعَلَيْهِ مِرْطٌ مُرَحَّلٌ مِنْ شَعْرٍ أَسْوَدَ فَجَاءَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ فَأَدْخَلَهُ ثُمَّ جَاءَ الْحُسَيْنُ فَدَخَلَ مَعَهُ ثُمَّ جَاءَتْ فَاطِمَةُ فَأَدْخَلَهَا ثُمَّ جَاءَ عَلِيٌّ فَأَدْخَلَهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
………….Dari Aisyah ra berkata: Nabi   keluar pada suatu pagi dengan mengenskan kain bergaris hitam  dari bulu, lalu Hasan bin Ali datang  dan di masukkan ke dalam kain itu, lalu Husain datang dan di masukkan ke dalamnya, lalu Fatimah datang lalu  di masukkan ke dalamnya, lantas Ali, lalu di masukkan kepadanya  lalu beliau bersabda:
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Dalam riwayat pertama perawi Zakariya tidak menjelaskan bahwa dia mendengar hadis tapi dia meriwayatkan  dengan kalimat  dari ………….
Pada  riwayat pertama yang di riwayatkan oleh anak Zakariya  tidak di jelaskan hadis menyelimuti keluarga  Ali
Namun dalam riwayat kedua yang  di riwayatkan oleh Muhammad bin Basyir mengetengahkan kisah menyelimuti keluarga Ali
Sudah jelas bahwa  Yahya bin Zakariya lebih  tepat hapalannya dan lebih mantap  di samping  anaknya  sendiri.
Bila anda berkata  tambahan  perawi terpercaya  bisa di terima, maka  bisa di jawab, benar begitu bila tambahannya sedikit. Tapi bila tambahannya  satu kisah yang sempurna, sudah tentu seorang perawi tidak akan lupa padanya, kecuali bila dia  syi`ah dan  ini jelas jauh karena Yahya adalah orang Kufah.

Ada  hadis lagi sbb:

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الْأَصْبَهَانِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُبَيْدٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ رَبِيبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا فِي بَيْتِ أُمِّ سَلَمَةَ فَدَعَا فَاطِمَةَ وَحَسَنًا وَحُسَيْنًا فَجَلَّلَهُمْ بِكِسَاءٍ وَعَلِيٌّ خَلْفَ ظَهْرِهِ فَجَلَّلَهُ بِكِسَاءٍ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي فَأَذْهِبْ عَنْهُمْ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ وَأَنَا مَعَهُمْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَالَ أَنْتِ عَلَى مَكَانِكِ وَأَنْتِ عَلَى خَيْرٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ عَطَاءٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ

Dari Umar bin Abu Salamah  - anak tiri Nabi   berkata: Ketika ayat ini  turun pada Nabi  di rumah Ummu Salamah 
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Beliau memanggil  Fathimah, Hasan, Husain, lalu menyelimuti mereka  dengan kain dan Ali di belakang punggung Nabi ., lalu beliau bersabda: Ya  Allah ! Mereka  adalah ahlu baitku, hilangkan kotoran mereka  dan bersihkan dengan sungguh.
Ummu salamah berkata:  Aku bersama  mereka  wahai Nabi!
Nabi    bersabda:  Engkau di tempatmu saja dan kamu  mendapat kebaikan.
Abu Isa ( Imam Tirmidzi)  berkata: Ini hadis nyeleneh  dari jalur ini  dari hadis Atho` dari Umar bin Abu Salamah.

Al albani menyatakan sahih, lihat sahih tirmidzi 91/3, Sahih Raudh an nadhir 976.

Komentarku: Perawi bernama Muhammad bin Sulaiman al asbahani suka berkata  benar tapi sering keliru. Hadis Umar bin Abu Salamah ini bertentangan dengan hadis Aisyah di atas  dan hadis terahir ini hanya di riwayatkan  oleh Imam Tirmidzi dari kalangan penyusun kutubut tis`ah. Bahkan Tirmidzi sendiri menyatakan nyeleneh. Bila  di sahihkan, maka mana  yang di buat pegangan  antara  dua hadis yang bertentangan tsb.

Ada hadis lagi yang bertentangan dengan hadis di atas sbb: 

مَالِكُ بْنُ إسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ الْأَحْمَرُ عَنْ الْأَجْلَحِ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ وَعَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ { جَاءَتْ فَاطِمَةُ بِطَعَامٍ لَهَا إلَى أَبِيهَا ، وَهُوَ عَلَى مَنَازِلِهِ فَقَالَ أَيْ بُنَيَّةُ ائْتِينِي بِأَوْلَادِي وَابْنِي وَابْنِ عَمِّك قَالَتْ ، ثُمَّ جَلَّلَهُمْ أَوْ قَالَتْ حَوَى عَلَيْهِمْ الْكِسَاءَ فَقَالَ هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي وَحَامَّتِي فَأَذْهِبْ عَنْهُمْ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَنَا مَعَهُمْ قَالَ أَنْتِ مِنْ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَأَنْتِ عَلَى خَيْرٍ أَوْ إلَى خَيْرٍ

………….. dari Ummu Salamah berkata: Fathimah  datang dengan membawa makanan untuk ayahnya  yang bertempat di rumahnya, lalu beliau bersabda: Wahai putriku !
Bawalah kemari anak – anakku, anakku, dan anak pamanmu ( Ali ).
Ummu salamah berkata: Kemudian Rasulullah   menyelimuti mereka dengan kain lalu bersabda: Mereka adalah ahlul baitku dan kerabatku, hilangkan kotoran  dari padanya   dan bersihkan mereka.
Ummu Salamah berkata: Wahai Rasulullah! Aku juga bersama mereka
Rasulullah    bersabda: Engkau  termasuk istri – istri Nabi    dan kamu di atas kebaikan atau kepada kebaikan. 

Komentar penulis buku:

Saya  tidak mengetahui siapakah  imam yang meriwayatkannya  karena  saya hanya menjumpainya  dalam kitab Musykilul atsar dan  saya  tidak menjumpai di kitab lain kecuali  dalam  syarahnya  yaitu bayan muskilil atsar dan begitulah kenyataannya, tiada  buku  atau kitab yang mencantumkannya.
Pengarangnya Abu Ja`far Ahmad bin  Muhammad bin Salamah bin Salmah  At thohawi Al azdi.yang wafat pada  tahun 321 H
Saya tidak menjumpai ulama yang memberikan komentar tentang derajat hadis tsb, lemah, sahih atau hasan. Yang jelas tiada hadis sahih yang menjelaskan hal itu.


Syahr bin Hausyab perawi yang sering memursalkan hadis, sering keliru. Imam Nasai menyatakan: Dia tidak kuat. Al ajlah  tidak di kenal  dan Syahr bin Hausyab tidak punya murid bernama  Al ajlah. Jadi antara keduanya harus ada perawi lagi yang benar menjadi murid nya.  Dan hadis tsb tidak di cantumkan dalam kitab hadis manapun kecuali dalam kitab musykilul atsar. Ia bertentangan dengan hadis riwayat anak tiri Rasulullah   yang menyatakan bahwa beliau memanggil Fathimah dan anak – anaknya tanpa ada keterangan mengirim makanan pada beliau

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَمُرُّ بِبَابِ فَاطِمَةَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ إِذَا خَرَجَ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ يَقُولُ الصَّلَاةَ يَا أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
………………. Dari Anas bin Malik sesungguhnya Rasulullah   lewat di pintu Fathimah selama enam bulan bila keluar untuk melakukan salat fajar, lalu beliau berkata: Salat wahai ahlul bait. Sesungguhnya Allah mengehendaki  untuk membersihkan kotoranmu ahlul bait dan membersihkannya

قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ إِنَّمَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ
Abu Isa  berkata: Ini  hadis hasan ghorib dari jalur ini, kami hanya mengetahuinya  dari hadis Hammad bin Salamah.
Komentar penulis buku:
Kebanyakan ulama menyatakan bila Imam Tirmidzi menyatakan  hasan ghorib, maka indikator lemah.


HR Tirmidzi 3206, lemah karena ada perawi bernama Ali bin Zaid yang lemah.kata Ibnu Hajar  dan Daroquthni juga menyatakan: Dia menurut ku  lemah.   Dan dari seluruh jalur lewat perawi yang lemah ini.

Dalam kitab majmauz zawaid, Imam Thabrani juga meriwayatkan lalu di komentari, ia lemah karena ada perawi bernama Abu Dawud Al a`ma  yang lemah. 
Ia juga di cantumkan dalam tafsir thobari 5/22 Addurrul mantsur 198/5
Ibnu Sa`ad, Ibnu Ma`in dan Imam Nasa`I  juga menyatakan ; Dia tidak bisa di buat hujjah,
Ibrahim bin Ya`qub Al Juzjani menyatakan: Dia lemah, serong dan hadisnya tidak bisa di buat pegangan.
Ibnu Huzaimah menyatakan: Aku tidak berhujjah dengannya karena hapalannya jelek. 

Dalam www.al-yemen ada keterangan sbb:

هَلْ أَعَادَ عُثْمَانُ تَرْتِيْبَ بَعْضِ اْلآيَاتِ حَسْبَ مَا تَقْتَضِيْهِ السِّيَاسَةُ فِي اْلوَقْتِ ، فَمَثَلاً هَلْ لَهُ دَوْرٌ فِي وَضْعِ آيَةِ التَّطْهِيْرِ وَسَطَ آيَاتٍ خَاصَّةٍ بِنِسَاءِ النَّبِي فِي سُوْرَةِ اْلأَحْزَابِ ؟

يُجِيْبُ اْلعَلاَّمَةُ عَلَي الْمِيْلاَنِي.. فَيَقُوْلُ:

نَعَمْ ، نَحْنُ نَعْتَقِدُ أَنَّ مَكَانَ آيَةِ التَّطْهِيْرِ وَكَذَا اْلآيَةُ: ( الْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ ) وَنَحْوِهِمَا هُوَ مِنْ فِعْلِ هَؤُلاَءِ اْلقَوْمِ ، فَفِي آيَةِ التَّطْهِيْرِ ـ مَثَلاً ـ حَدِيْثُ صَحِيْحِ مُسْلِمِ وَغَيْرِهِ صَرِيْحٌ فِي أَنَّهَا نَزَلَتْ فِي قَضِيَّةٍ خَاصَّةٍ مُعَيَّنَةٍ وَلاَ عَلَاقَةَ لَهَا بنِسَاءِ النَّبِي وَاْلآيَاتِ اْلوَارِدَةِ ِفيْهِنَّ ، وَأَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ وَعَائِشَةَ أَيْضاًمِنْ أَزْوَاجِهِ كَانَتَا تَرَيَانِ عَدَمَ ارْتِبَاطِ آيَةِ التَّطْهِيْرِ بِاْلأَزْوَاجِ. ”

Apakah Usman mengulang menertibkan ayat – ayat sesuai dengan arah politik saat itu. Suatu misal apakah dia punya peran dalam meletakkan ayat tathir ( 33 Al ahzab ) di tengah – tengah ayat tentang istri – istri Rasulullah   dalam surat al ahzab ?

Al allamah Ali al milani ( salah satu ulama  syi`ah )  menjawab:
Kita percaya bahwa  ayat tathir ( 33 al ahzab )  dan ayat al yauma akmaltu lakum  termasuk perbuatan mereka.
Dalam  ayat tathir itu terdapat hadis  dalam sahih muslim dan lainnya  yang  jelas, ia di turunkan untuk masalah tertentu  dan tiada hubungannya dengan istri – istri Nabi   dan ayat – ayat  yang diperuntukkan mereka. Sesungguhnya Ummu Salamah – ummul mukminin  dan Aisyah  juga  termasuk  istri – istri Nabi   yang berpendapat bahwa ayat tathir itu tidak ada kaitannya  dengan  istri – istri Rasulullah . 

Komentar penulis buku:

Anda bicara  tanpa refrensi dan tidak rasional, juga  tidak riil. Bila Usman merobah peletakan ayat, maka akan di tentang  oleh sahabat – sahabat lain yang masih hapal al quran. Dan pengumpulan ayat – ayat al quran ini  bukan di waktu Usman  tapi  di waktu Abu Bakar dan mushafnya telah  di kirimkan ke seluruh kota dan masih banyak sahabat yang hapal al quran saat itu. Bila ada perobahan apalagi hanya Usman yang merobah akan di ketahui dan sahabat yang lain tidak akan diam. Sebab di era itu, kemungkaran tidak akan di biarkan sebagaimana  orang – orang Syi`ah yang mengerumuni kuburan tokoh – tokohnya tiap hari lalu di anggap perkara  baik dan di anjurkan oleh para ayatullah.
Bila  ayat tathir itu tidak di letakkan di ayat 33 al ahzab, maka  di manakah letaknya ? Dan peletakan ayat ini  tidak boleh mengarang sendiri tapi  harus pas dengan hapalan para sahabat dan sekarang mereka  sudah meninggal dunia. Oleh karena itu usulanmu atau pernyataanmu itu jelas kelirunya  karena kamu  tidak tahu persoalan dan kamu jelas tidak percaya  dengan  ayat sbb:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Berarti kamu menganggap quran sekarang ini  tidak otentik lagi dan bagaimanakah maksud ayat itu ? apakah kamu yang keliru atau ayatnya ?  Ayatnya benar dan kamu yang keblinger.
Tentang hadis Ummu Salamah dan Aisyah dalam riwayat Muslim itu telah kami bahas dan kembalilah ke sana.
Dan tidak benar Aisyah atau Ummu Salamah menyatakan  ayat tathir tiada kaitannya dengan istri – istri Rasulullah . Itu adalah pendapatmu sendiri. Refrensinya tidak akurat bahkan tidak ada. Masalah tsb sudah di terangkan dan tidak usah di ulang lagi.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan