Rabu, Juli 02, 2014

Tidak benar Husain terbunuh di hari Asyura` .

تهذيب الأسماء - (ج 1 / ص 219)
قالوا: وكان الحسين، رضى الله عنه، فاضلاً، كثير الصلاة، والصوم، والحج، والصدقة، وأفعال الخير جميعها. قُتل، رضى الله عنه، يوم الجمعة، وقيل: يوم السبت يوم عاشوراء سنة إحدى وستين بكربلاء من أرض العراق، وقبره مشهور يُزار ويُتبرك به،
Husain adalah orang yang utama, banyak melakukan shalat, puasa, haji, sedekah dan semua perbuatan baik Beliau terbunuh di hari  Jum'at, ada yang mengatakan hari Sabtu, 10 Asyura' tahun 61 di Karbala, Iraq. Makam beliau populer, diziarahi dan dicari berkahnya.
{Tahdzib al-Asma*, 1/219). hal 68  dalam  buku menjawab tuduhan sebagai penyembah kuburan karya Muhammad Ma`ruf Khozin

Komentarku ( Mahrus ali ):
Sumber tsb sebetulnya  masih lemah sekali, karena  ada kalimat  yang di potong  sbb:
تهذيب الأسماء - (ج 1 / ص 219)
قَالُوا: وكَانَ الْحُسَيْنُ، رَضِىَ اللهُ عَنْهُ، فَاضِلاً
Orang – orang  berkata: Husain ra  adaah orang mulia………….. Tahdzibul asma`  219/1
Kalimat tsb  indikator lemahnya sumber atau kurang validnya  refrensi. Sebab  hanya sekedar kata orang , bukan data  atau  sanad perawi yang bersambung  dari teman atau koliganya yang tahu persis  tentang kondisi dan pribadi Al Husain. Ini sama dengan jare – jare  yang tidak bisa di buat pegangan. Jadi lepaskan saja.  Apalagi  di situ terdapat kalimat yang riskan terhadap akidah bukan bermanfaat kepadanya  atau  kepercayaan yang melenceng   bukan yang lurus yaitu  kuburan yang di cari berkah . Kita  pegangi saja ayat:

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” [QS.al-An'am/6: 116]
Mereka  itu ikut kira – kira saja, bukan data atau dokumen yang valid, dan bukan kitab suci tapi kitab  kotor yang banyak kedustaannya  bukan kejujuannya dan inilah salah satu faktor penyesatan manusia dari masa ke masa dan dari  tempat ke tempat.
     Dan  Husain terbunuh di hari Sabtu  Asyura itupun masih dengan menggunakan  redaksi Qiila , atau di katakan. Ini kalimat yang meragukan bukan menyakinkan dan ini  bisa dikatakan lemah sekali datanya.
Syaikhul-Islam rahimahullah mengatakan dalam kitab Aqidah al-Wasithiyyah: “Ahlus-Sunnah menahan lidah dari permasalahan atau pertikaian yang terjadi diantara para Sahabat radhiyallahu ‘anhum. Dan mereka juga mengatakan: ‘Sesungguhnya riwayat-riwayat yang dibawakan dan sampai kepada kita tentang keburukan-keburukan para Sahabat radhiyallahu ‘anhum (pertikaian atau peperangan) ada yang dusta dan ada juga yang ditambah, dikurangi dan dirubah dari aslinya (serta ada pula yang shahih-pen). Riwayat yang shahih menyatakan, bahwa para Sahabat radhiyallahu ‘anhum ini ma’dzûrûn (orang-orang yang diberi udzur). Baik dikatakan karena mereka itu para mujtahid yang melakukan ijtihad dengan benar ataupun juga para mujtahid yang ijtihadnya keliru.’”1
Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah memposisikan riwayat-riwayat ini. Ketiga riwayat ini bertebaran dalam kitab-kitab tarikh (sejarah). Dan ini mencakup semua kejadian dalam sejarah Islam, termasuk kisah pembunuhan Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhuma di Karbala. Sebagian besar riwayat tentang peristiwa menyedihkan ini adalah kebohongan belaka. Sebagian lagi dha’if dan ada juga yang shahih. Riwayat yang dinyatakan shahih oleh para ulama ahli hadits yang bersesuaian dengan kaidah ilmiah dalam ilmu hadits, (maka) inilah yang wajib dijadikan pedoman dalam mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. Dari sini, kita dapat memahami betapa sanad itu sangat penting untuk membungkam para pendusta dan membongkar niat busuk mereka.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan