Kamis, Oktober 02, 2014

Penyesatan Idrus Ramli ke 31





Idrus Ramli menyatakan lagi

dalam buku Kiai NU atau Wahabi Yang Sesat Tanpa Sadar”, hlm. 19
  

Sayang sekali, dalil-dalil  yang menjadi landasan pembagian bid’ah menjadi dua tersebut tidak mendapat tanggapan dari Mahrus. Sepertinya, dunia Wahabi tidak mempu berpikir secara logis dan ilmiah.
Komentar (Mahrus Ali):
Sangat disayangkan, seharusnya kalimat seperti ini tidak ditulis di dalam sebuah buku tetapi di koran, kemudian dilemparkan ke dalam tempat sampah. Saya menjawab dan mematahkan dalil-dalil LBM NU Jember dalam tawasul, sudah seharusnya menggunakan buku yang tebal yaitu, ”Sesat Tanpa Sadar”. Dalam buku tersebut sengaja saya tidak mencantumkan masalah bid’ah hasanah secara lengkap, karena nanti akan dipaparkan dalam pembahasan tersendiri pada buku lainnya yang fokus membahas bid’ah hasanah, yakni, ”MEMBONGKAR KESESATAN KYAI-KYAI PEMBELA BID’AH HASANAH”. Sudah cetak kali tiga
Kalimat yang anda gunakan terlalu tinggi dengan mengatakan bahwa dunia Wahabi tidak mampu berpikir secara logis dan ilmiah. Coba diingat kembali buku LBM NU Jember yang sarat dengan kedustaan, hadits lemah dan palsu, yang tidak layak disajikan kepada khalayak, apalagi masyarakat ahlu sunnah. Cocoknya disajikan sebagai menu makanan hanya untuk kalangan pengusung bid’ah hasanah saja.
Ikutilah ayat berikut ini agar anda mau merendah :
لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
Janganlah sekali-kali kamu menujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka, dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. (QS. Al Hijr: 88).



Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL ) atau  08819386306   ( smartfren)

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan