Manakiban syirik
Kasidah dibawah ini sering kita dengarkan , yaitu :
عِبَادَ اللهِ رِجاَلَ اللهِ أَغِيْثُونأَ لأَجْلِ اللهِ وَكُونُوُ ا عَوْنَناَ لِلهِ عَسَى نَحْظَى بِفَضْلِ اللهِ
Ibadalloh rijaalalloh aghiitsuunaa li ajlillah . Wakuunuu aunanaa lillahi asaa nahdhoo bifadhlillah .
Wahai hamba – hamba Allah ( yang sudah meninggal dunia ), wahai tokoh – tokoh agama ( yang sudah wafat ) tolonglah kami karena Allah. Barang kali kami bisa berhasil / mendapat fadhol Allah .
وَياَ أَقْطاَبْ وَياَ أَنْجاَبْ وَياَ سَادَاتْ وَياَ أَحْباَبْ وَأَنْتُمْ ياَ أُولِى الأَلبَابْ تَعاَلَوْا وَانْصُرُوا لله
Wayaa aqthoob wayaa anjaab wayaa saadat wayaa ahbab wa antum yaa ulil albaab ta`aalau wansuruu lillah.
Wahai wali – wali Quthub, orang – orang yang di pilih, para sayyid, para kekasih dan kalianlah orang – orang yang berakal, kemarilah dan tolonglah kami karena Allah .
سَأَلْناَكُمْ سَأَلْناَكُمْ وَلِلزُّ لْفَى رَجَوْناَكُمْ وَفِى أَمْرٍ قَصَدْناَكُمْ فَشُدُّوأ عَزْمَكُمْ للهِ
Sa`alnaakum sa`alnaakum waliz zulfaa rojaunaakum wafii amrin qosodnaakum fasyuddu azmakum lillah.
Kami minta pada kalian X2 , dan untuk mendekat kepada Allah kami sekalian berharap kepada kalian, dan setiap perkara kami bermaksud kepada kalian ( kami minta pada kalian ), maka teguhkan kehendak kalian untuk Allah.
Mufti Saudi syekh Abdul aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan bahwa doa – doa seperti itu adalah syirik besar, karena termasuk menyembah selain Allah , dan minta sesuatu yang hanya bisa di lakukan oleh Allah . Ia minta – minta kepada mayat dan orang – orang gaib. Ini adalah syirik terjelek. Sebab bangsa dahulu melakukan syirik waktu keadaan senang. [1]
Beliau menyatakan doa tsb bertentangan dengan dakwah para rasul yang selalu mengajak tauhid sebagaimana ayat :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan ( Rasul - Rasul ).[2]
Di ayat lain , Allah menyatakan :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".[3]
Allah juga menjelaskan tentang Nabi Nuh, Saleh, Hud dan Syuaib ketika mereka berkata kepada kaumnya :
فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya).[4]
Inilah tema – tema tauhid yang selalu di bawa oleh para Rasul , kata bin Baz[5]
Kasidah tsb jelas syirik karena minta – minta kepada orang – orang mati,dan hukumnya haram dibaca, bisa menghapus pahala amal perbuatan. Kasidah syirik itu sering di baca , terkadang setelah azan dan sebelum qamat. Kadang setelah membaca manaqib dengan suara keras sehingga terdengar di mana – mana. Subhanalloh kesyirikan di masarakat Islam di perdengarkan dengan speaker. Biasanya yang aktif membacanya dari kalangan pengikut thoriqat Qadiriyah atau Naqsyabandiyah. Saya yakin bahwa Syekh Abd Qadir tidak akan membacanya. Anehnya di masarakat kaum wanita ikut belaka kepada budaya manakiban.
Di suatu daerah, kasidah itu di baca oleh orang – orang yang punya suara merdu dan lagu yang enak, lalu di iringi dengan gemuruh tahlil yang di baca bersama. Suasana sedemikian membikin hati bisa husyu`, tenang dan tentram dan ingin sekali lagi di adakan acara seperti ini. Sebagaian guru saya dulu juga membacanya tiap malam jum`at
setelah maghrib dan dia sendiri yang menanggung beban hidangan atau makanannya. Terkadang di undang oleh keluarga sekitarnya untuk suatu selametan dengan membaca manakib terlebih dahulu.
Orang yang sudah fanatik dengan manakib malah menganggap bahwa manakib lebih utama dari pada al Quran apalagi hadis Nabi SAW. Biasanya bila nama syekh Abd qadir jailani di sebut, maka orang – orang sama diam dengan membaca fatihah dengan suara pelan. Tapi bila ulama lainnya di sebut sekalipun gurunya sendiri atau para sahabat maka tiada yang membacakan fatihah untuknya. Tentang bacaan fatihan untuk mayat tiada tuntunannya sekalipun telah membudaya di kalangan masarakat. Untuk kalangan Muhammadiyah , salafi dan Darul hadis tidak ada budaya itu , begitu juga di Saudi arabia , tiada yang membaca fatihah untuk mayat. Imam Syafii sendiri menyatakan pahala baca al Quran untuk mayat tidak diperkenankan. Rasul dan para sahabatnya tidak ada yang menghadiahkan fatihah untuk mayat.
Syekh Ibrahim berkata : “ Syekh Abdul wahhab Al warraq , Abu Hafes berkata :
وَقَالَ الَأكْثَرُ لَايَصِلُ إلَىالميِت ثوابُ القِراءةِوانّ ذَلكَ لِفَاعِله
Mayoritas ulama` menyatakan: Pahala baca Al Quran tidak akan sampai ke mayat , ia hanya untuk pembaca. [6]
Syekh Muhammad bin Abd rohman Al Magrabi berkata :
أَمَّا قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ الْعَزِيْزِ فَمِنْ أَفْضَلِ الْقُرُبَاتِ وَأَمَّا إِهْدَاؤُهُ لِلنَّبِي صلى الله عليه وسلم فَلَمْ يُنْقَلْ فِيْهِ أَثَرٌ مِمَّنْ يُعْتَدُّ بِهِ بَلْ يَنْبَغِي أَنْ يُمْنَعَ مِنْهُ لِمَا فِيْهِ مِنَ التَّهَجُّمِ عَلَيْهِ فِيْمَا لمَ ْيَأْذَنْ فِيْهِ مَعَ أَنَّ ثَوَابَ التِّلاَوَةِ حَاصِلٌ لَهُ بِأَصْلِ شَرْعِهِ صلى الله عليه وسلم وَجَمِيْعُ أَعْمَالِ أُمَّتِهِ فِي مِيْزَانِهِ وَقَدْ أَمَرَناَ الله بالصلاة عليه وَحَِثَّ صلى الله عليه وسلم عَلىَ ذَلِكَ
Membaca al Quran termasuk taqarrub pada Allah terbaik, bila pahalanya di hadiyahkan kepada Nabi saw tidak ada hadis yang menjelaskannya dari perawi yang terpercaya. Bahkan layak sekali di larang dan termasuk su`ul adab pada Nabi saw karena melakukan hal yang tidak di restui oleh Nabi saw. Sekalipun Nabi saw juga mendapat bagian dari pahala bacaan tersebut dan seluruh amal perbuatan umatnya. Rasul hanya memerintah kepada kita untuk membaca sholawat kepadanya. [7]
Syekh Husnain Muhammad Makhluf berkata:
- مَذْهَبُ الشَّافِعِيَّةِ فِى الْعِبَادَاتِ الْبَدَنِيَّةِ الْمَحْضَةِ عَدَمُ وُصُوْلِ ثَوَابِهَا إِلَى الْمَيِّتِ وَلَوْ كَانَتْ تَبَرُّعًا كَالصَّلَاةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ. وَهَذَا هُوَ اْلمَشْهُوْرُ عِنْدَهُمْ
Menurut madzhab syafii dalam ibadah fisik, pahalanya tidak bisa sampai kepada mayat sekalipun suka rela di berikan kepadanya seperti salat , atau baca al Quran . Inilah yang mashur di kalangan mereka.
- قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ عِنْدَ اْلمَالِكِيَّةِ مَكْرُوْهَةٌ لِلْمَوْتَى
Membaca al Quran untuk mayat menurut madzhab maliki makruh. [8]
Ingat ! Berilah komentar dengan mengkelik slect profile , lalu pilih anonymous , lalu tulis namamu dlm kolom komentar , lalu tulis komentar apa yang anda inginkan dan pakailah bahasa yang baik jangan kotor . Hub : 03192153325 Email .Darulqurani@yahoo.co.id atau dengarkan cd pengajianku, jumlahnya 35 keping atau bacalah buku mantan kiyai NU menggugat shalawat dan dzikir syirik terbitan Laa tasyuk press
[1] Enceplopedi fatwa Bin Baz , bab : Hukum membaca wirid syirik dan bid`ah.
[2] An Nakhel 36
[3] Al anbiya 25
[4] Al mukminun 32
[5] Enceplopedi fatwa Bin Baz , bab : Hukum membaca wirid syirik dan bid`ah.
[6] Al mubdi` karya Ibrahim bin Muhammad , terbitan Al maktabul islami Beirut 281/2.
[7] Mawahibul jalil karya Muhammad bin Abd rahman Al maghrobi terbitan Darul fiker Beirut 545/2.
[8] Fatwa darul ifta` Mesir 682